Jumat, 20 Mei 2011

Gerakan Pencerahan Arek-Arek Bonek

KINI telah tumbuh gerakan pencerahan di kalangan arek-arek Bonek. Jaringan itu menyebar di Surabaya, Jogjakarta, dan Jakarta. Mereka adalah anak-anak muda yang berusia antara 20 sampai 30 tahun. Mereka tidak rela arek-arek Bonek selalu dipojokkan dalam konotasi negatif.

Sebelum landing ke Bandara Bonek, kami ingin menjelaskan mengapa beberapa tulisan kami di sportjatim.com bertemakan Bonek?

Pertama, Bonek adalah pelopor gerakan tret-tet-tet ke Senayan Jakarta era Green Force Persebaya Divisi Utama PSSI Perserikatan 1986/1987 silam. Waktu itu, belum ada satu kubu suporter pun yang tret-tet-tet secara terorganisasi mengiringi tim kesayangannya melakoni babak Enam Besar Divisi Utama Perserikatan. Waktu itu, hanya Bonek yang go to Senayan dengan mengenakan busana kebesaran berupa kaos warna hijau dengan gambar atau logo Wong Mangap (orang berteriak penuh semangat dan keberanian).Memang, waktu itu belum ada julukan Bonek. Mereka dikenal dengan nama para suporter Green Force Persebaya. Pelopor dari gerakan tret-tet-tet ini adalah Jawa Pos, lebih tepatnya adalah Pak Dahlan Iskan yang sekarang menjadi Big Boss Jawa Pos & Group.

Waktu itu, Jawa Pos membuat ribuan kaos berlogo Wong Mangap, dan dijual dengan harga murah. Seingat kami pada 1987 itu seharga Rp 1.000 per potong kaos. (Harga rokok Gudang Garam kretek isi 10 masih Rp 300 per pak). Pendek kata, Senayan dihijaukan oleh arek-arek Suroboyo. Mereka membentang spanduk raksasa yang digantungkan di atas tribun timur dan barat. Luar biasa! Sayang, di final Persebaya kalah 0-1 oleh PSIS Semarang. Namun, semuanya berjalan tertib, tidak ada kerusuhan apa pun.

Usai final, beberapa suporter Green Force menyalami Syamsul Arifin dan kawan-kawan. Ada yang bilang: ’’Ojo sedih Cak. Tahun ngarep insya Allah Persebaya juara!’’

Tembusnya Persebaya ke babak final pada 1986/1987 sudah merupakan gebrakan yang luar biasa. Sebab, pada musim kompetisi 1985/1986 Persebaya terpuruk di peringkat ke-9 dari seluruh (10) klub Divisi Utama. Raihan terburuk sepanjang sejarah Persebaya kala itu. Itulah sebabnya Pak Dahlan Iskan, waktu itu masih Pemimpin Redaksi Jawa Pos, mengundang parar tokoh sepak bola Surabaya untuk merumuskan solusi kebangkitan kembali Persebaya. Bang Moh – sapaan akrab Mohammad Barmen, Pak Tiyanto Saputra dan tokoh-tokoh lainnya sarasehan di ruang redaksi Jawa Pos, di lantai 2 Kantor Jawa Pos di Jalan Kembang Jepun. Setelah itu Pak Dahlan pergi ke Inggris untuk mengamati Premier League Inggris, termasuk perilaku para suporternya. Sepulang dari Inggris itulah ide tret-tet-tet dengan kaos kebesaran dan slayer suporter Green Force Persebaya muncul! Logo Wong Mangap kali pertama diciptakan oleh Mister Muhtar, desainer grafis Jawa Pos. Loga pertama bercorak ekspresionis. Kemudian diubah pada musim kompetisi 1988/1989 dengan Wong Mangap bercorak naturalis seperti yang kita lihat sampai sekarang. Dan, sejak itu pula julukan Bonek dilansir oleh redaktur olahraga Jawa Pos, termasuk oleh saya sendiri sebagai redaktur olahraganya.

Istilah Bonek, seperti yang kami singgung dalam tulisan sebelumnya, dimaksudkan untuk mewarisi karakter pejuang nan pemberani dan pantang menyerah dari kakek moyang arek-arek Suroboyo pada tahun 1945. Peristiwa heroik dan bersejarah yang melahirkan Hari Pahlawan 10 Nopember! Semangat berani karena benar, pantang menyerah, tali duk tali layangan, awak situk ilang-ilangan itulah yang harus menitis dalam jiwa dan perilaku Bonek sepanjang zaman!

Bahwa kemudian dalam perjalanannya terjadi berbagai kerusuhan yang disebabkan oleh ulah Bonek, sungguh hal ini sangat memprihatinkan bagi seluruh warga Surabaya. Karena itu, sekarang bukalah lembaran sejarah baru: Bonek yang pro fair play, yang cinta damai, anti anarkisme, dan pembela sejati Green Force Persebaya!

Itu tadi secuil flash back perjalanan sejarah Bonek.

Kedua, kami melihat adanya ketidakadilan dari perlakuan media massa terhadap Bonek. Prinsip-prinsip cover both side dan balancing sepertinya telah diingkari oleh media massa. Barangkali, kami bisa dikatakan melakukan pleidoi (pembelaan) terhadap arek-arek Bonek. Maka, kami pun akan menjawab: ’’Ya!’’

Ketika arek-arek Bonek melakukan kerusuhan, beritanya diposisikan sebagai head line (HL) dengan foto besar-besar. Padahal, sebenarnya kita belum tahu persis siapa yang memicu kerusuhan. Misalnya saling lempar antara Bonek dengan warga Jawa Tengah. Siapa yang bisa membuktikan bahwa pelempar awalnya Bonek, atau sebaliknya pelempar awalnya warga Jateng.

Betapa pun, kita semuanya yang mencintai Persebaya tetap prihatin terhadap kejadian yang sangat tidak diinginkan itu. Di dalam hati kita berdoa: ’’Semoga Allah SWT membimbing arek-arek Bonek menjadi suporter sejati yang layak jadi panutan suporter Nusantara. Jauhkanlah mereka dari tindakan-tindakan emosional yang merugikan nama besar Bonek dan Persebaya. Kembalilah pada semangat Bonek seperti musim kompetisi divisi utama perserikatan 1986/1987. Kobarkanlah kembali heroisme para pejuang kemerdekaan 1945 di Surabaya yang luhur dan mulia itu. Amin.’’

Kerusuhan sebenarnya sudah ada pada 1987/1988 yang dilakukan arek-arek Bonek yang di luar koordinasi Jawa Pos. Kejadian saling lempar dalam perjalanan kereta api yang mengangkut Bonek dari Jakarta pulang ke Surabaya. Waktu itu Jawa Pos pun membayar kerugian yang dialami PJKA sekarang PT KAI sebesar Rp 50 juta.

Nah, ketika belakangan arek-arek Bonek melakukan gerakan pencerahan, menjalin hubungan damai kembali dengan Pasoepati – julukan suporter Persis Solo, gerakan ini tak diberitakan sama sekali. Ketika Arema juara ISL 2009/2010, dan Aremania melakukan pesta juara di Malang, ada sejumlah oknum Aremania yang merusak mobil-mobil berplat L. Tapi, tak lama kemudian, sejumlah Aremania lainnya menghajar sendiri oknum-oknum Aremania yang berbuat rusuh itu.

Keesokan harinya, arek-arek Bonek mencegat mobil-mobil berplat N. Mereka sama sekali tidak melakukan kerusakan, malahan sebaliknya memberikan bunga kepada sang sopir. Firman, yang di akun facebook bernama Bonek Pinggiran Kota menceritakan, waktu itu sopir dan penumpang mobil berplat N sempat ketakutan. Namun, setelah mereka disapa ramah dengan pemberian bunga tanda cinta damai, mereka pun tersenyum.

Peristiwa ini pun sama sekali tidak diberitakan oleh media massa.

Ketiga, secara tidak sengaja kami berkomunikasi dengan sejumlah Bonek. Ada yang dari Jakarta antara lain Andhi Bonek Jakarta, Sawoenggaling Soerabaja, ada yang dari Jogja antara lain Fajar Junaedy, 28 tahun, dosen broadcasting Universitas Muhammadiyah Jogjakarta yang juga Bonek. Ada Dyota, Bonek Pinggiran Kota, Yudha Bonek, Dedy Ambon dari Surabaya.

Ketika berkontak ria soal sepak bola, kami pun terkejut. Ternyata kalimat-kalimat dan pemikiran mereka cerdas. Mereka mencintai sepakbola dan menyayangi klub Persebaya dengan wawasan yang luas.

Di situ kami baru tahu, mengapa mayoritas Bonek lebih pro Persebaya 1927. ’’Kami sebenarnya membela kedua-duanya, baik Persebaya 1927 maupun Persebaya Divisi Utama. Tapi setelah Persebaya Divisi Utama bermain di kandang dengan bantuan penalti-penalti palsu, didukung dengan tindakan wasit yang tidak fair, kami pun kecewa berat. Karena itu sekarang hampir semua Bonek pro Persebaya 1927,’’ kata Yudha Bonek.

Pecahnya Persebaya menyadi Persebaya 1927 dan Persebaya Divisi Utama itu sendiri adalah korban dari pertarungan elite sepak bola nasional. Hanya Persebaya yang terbelah dua! Karena itu, arek-arek Bonek mendambakan kembalinya SATU PERSEBAYA!

Kini, tumbuh lapisan baru arek-arek muda Bonek yang gencar melakukan gerakan pencerahan. Mereka berjuang keras menegakkan kedamaian. Bahkan arek-arek Bonek Jakarta dan Jogja kini sedang membikin Buku Sejarah Bonek. Fajar Junaedy dari Jogja juga membuat VCD Sejarah Bonek. Dia telah mewawancarai pencipta logo Wong Mangap, yaitu Mister Muhtar dan Budiono, termasuk kami sendiri dan beberapa saksi sejarah tret-tet-tet 1986/1987. Mereka adalah anak-anak muda intelek, kreatif, mempelajari berbagai pengetahuan tentang sepak bola dengan rajin membuka situs. Mereka berdebat dengan rasional dan dengan hati yang dingin. Semoga gerakan pencerahan arek-arek Bonek ini menemukan puncak yang gemilang. Hal ini ditandai dengan semakin ramah dan sportifnya arek-arek Bonek di mana pun berada.

Perlu diingat, soal kerusuhan suporter bukan hanya Bonek yang melakukan. Berbagai fakta menjadi bukti. Kubu-kubu suporter lain pun melakukan kerusuhan. Mungkin lebih tepat disebut oknum-oknum, bukan kubu suporter secara keseluruhan. Bahkan suporter di negara yang maju dan menjadi nenek moyangnya sepak bola pun, kerusuhan suporter masih saja ada. Semoga pejuangan lapisan muda intelektual Bonek itu menuai hasil gemilang. Amin.*

Slamet Oerip Prihadi (Sportjatim.com)

Selasa, 17 Mei 2011

Perjalanan Persebaya putaran pertama mengarungi kompetisi 2011

Sulit rasanya untuk menentukan pemain bintang dalam laga persebaya 1927 Vs persema sore (15/5) 2011. Semua bermain bagus.dari endra sampai Andrew barisic di depan.permainan cepat umpan satu dua sentuan berhasil dijalankan sesuai instruksi pelatih aji santoso. Memang dari awal aji ingin mengembalikan ciri khas permainan persebaya. Hal ini terlihat dari komentar beliau saat di tunjuk menjadi assisten timnas U-23.


''Saya dan Ibnu sudah capek-capek membangun skema Persebaya dengan ciri khas arek suroboyo, main satu dua sentuhan dengan pergerakan cepat. Kalau ada pelatih baru tentu pola main dan strategi yang diterapkan bakal berubah, bukan saya iri dengan pelatih baru,'' akunya.
Pengalaman menjadi kapten dan punggawa persebaya saat juara ligina III mempermudah aji untuk mengembalikan ciri khas persebaya.satu dua sentuan dan serangan dari sayap.

Persebaya 1927 reinkarnasi persebaya ligina III??

Terlalu dini untuk menyebut sebagai reinkarnasi persebaya ligina III. Karena kompetisi baru hampir setengah musim,dan gelar juara belum di genggam. Tetapi kita bisa lihat ada beberapa kemiripan.dalam cacatan saya:


1. Persebaya sering menang dengan skor besar.
Pertandingan baru berjalan 17kali persebaya 1927 sudah memasukkan goal 42(rata-rata 2,47) dan gawang persebaya kemasukkan 13 goal(rata-rata 0,76).Saat ligina III dengan system dibagi 3 wilayah(11klub tiap group). Di akhir babak penyisian persebaya dengan 20 kali pertandingan memasukkan 62 goal(rata-rata 3,1) dan kebobolan 18 goal (1,12).Hal yang membedakan jumlah goal persebaya di ligina III kebanyakan berasal dari duet jacksen – Reinald Pieters. Tahun ini pencetak goal cukup merata.dari duet barisic(8)-wirahadi(6),juga rendy(6) dan andik(5) di barisan tengah cukup produktif. Tak ketinggalan dutra(4) pemain belakang yang jago bola-bola mati.

2. Fighting spirit.
Melihat pertandingan lawan persema kemarin. Saat dutra mendapatkan peringatan dari wasit karena bersitegang dengan reza mustofa yang dengan sengaja menendang kaki cvetkovski. Membuat saya kembali teringat dengan khairil “pace” anwar. Yang tidak segan-segan bersitegang atau bahkan adu jotos melihat rekannya di kasari. Credit lebih juga untuk bara, bersitegang dengan benoit lang yang berujung kartu kuning. Satu lagi catatan saya tentang bara, profesionalisme dia. Kamis jam 13.50 keluar dari RS krn keracunan,jam 14.40 dia langsung bersiap untuk latihan. Angkat topi juga untuk coach aji,dengan kondisi badan belom fit setelah sakit typus. Aji nekad berada di pinggir lapangan pimpin latihan pemain.

3. Kedekatan emosi antara pemain – bonek.
Setelah sempat hilang beberapa tahun terakhir. Baru tahun ini saya melihat kembali selebrasi goal pemain yang melibatkan emosi bonek. 2 goal andik saat di tangerang,langsung berlari ke belakang gawang tempat bonek berada dan dengan tangan di tempelkan di kening. Menandakan dia menghormati pengorbanan bonek yang datang langsung ke tangerang,tak gentar melewati daerah basis supporter rival. Dan sempat ada yang korban jatuh di kereta api saat keberangkatan. Terbaru bara yang baru sembuh dari sakit,begitu mencetak goal ke dua langsung berlari menuju belakang gawang selatan sambil mengangkat spanduk bonek yang tergeletak di rumput. Suatu kejadian yang mengingatkan selebrasi jacksen dkk di ligina III. Hormat kepada pemain yang mencetak goal, mengusap sepatu pemain yang mencetak goal,atau berbaris seperti sebuah rangkaian kereta api.

4. Keharmonisan team.
Musim ini tidak ada lagi terdengar pemain saling menyalahkan seperti tahun kemarin. Atau pemain tidak mempercayai pelatih seperti era gildo. Juga tak ada lagi nada sumbang bonek ke pelatih seperti era suhatman iman,ibnu graham dan danurwindo. Musim ini pemain pun tidak pernah mengeluh soal gaji seperti era bejo dkk yang meninggalkan team karena menolak rekonsiliasi gaji.



Managemen yang kurang komunikatif

Ketika pemain, pelatih, dan juga penonton mendapat acungan jempol. Justru dari managemen mendapatkan raport MERAH.

1.CEO Llano mahardika.

Kurang komunikasi.
Saat awal-awal liga saya pernah Tanya harga A-board di pinggir lapangan. Harapan saya bisa membantu keuangan klub tepat langsung ke sasaran di era sepakbola tanpa apbd. Sampai sekarang pertanyaan saya di tidak pernah di tanggapi.

Solo run.
Persebaya klub pertama yang menyatakan siap berlaga di LPI. Dibentuk jauh hari sebelum klub-klub baru muncul seperti bandung FC. Tetapi untuk urusan marquee player kalah start di banding bandung FC. Yang menggelikan orang yang berjasa mendatangkan Lee Hendrie ke bandung FC adalah Llano. Janji Llano untuk mendatangkan MP dari nama diego Tristan, paolo wanchope ,Alexander zicker hanya bualan belaka.



2. Panpel

Calo
Masalah calo tiket merupakan penyakit lama yang selalu kambuh saat pertandingan besar. Seperti tidak bekaca pada pertandingan lawan arema musim kemarin, juga pertandingan lawan Jakarta FC musim ini. Kembali calo – calo bergentayangan saat pertandingan melawan persema. Mau sampai kapan masalah calo ini selesai? Apa masih ingin melihat ryan-ryan yang lain. Sekedar mengingatkan ryan bonek jember dating ke Surabaya menonton pertandingan lawan arema. Membawa uang cukup untuk transportasi dan tiket. Sampai di stadion dia terpaksa beli tiket di calo. Uang untuk ongkos pulang terpaksa di pakai. Akibatnya dia pulang naik KA tanpa membeli tiket. Apesnya ketemu polsuska SARAP bernama NANANG, dipukuli hingga mengalami gegar otak.

GBT stadion megah yang tak kunjung dipakai
Sangat miris mendengar statement panpel saat persebaya sampai sekarang gagal berhome base di GBT. Selain karena belom ada dasar hukum tariff sewa stadion,alasan lain karena panpel ragu pengeluaran lebih. Mengingat jumlah pintu stadion yang banyak,tentu membutuhkan lebih banyak tenaga pengamanan dan penyobek tiket. Alasan yang buat saya mengada – ada. Karena dengan kapasitas GBT 2x dari G10N tentu pemasukan dari tiket lebih banyak, dan biaya pengeluaran lebih tadi bisa tertutupi. Tentu disini panpel harus cermat menentukan laga pertandingan. Melawan klub seperti persibo, Jakarta fc, solo fc, persema harusnya di GBT. Untuk putaran ke II nanti mungkin laga lawan PSM, solo FC,semarang united, dan Batavia union layak dilaksanakan di GBT.
Stadion Kuil Suci supporter, tempat berekspresi.

Mendengar kabar panpel akan merazia spanduk, membuat saya kembali teringat AFF 2010 di Jakarta. Llano seperti Nurdin Halid kedua, Anti kritik. Di AFF saya hanya melihat pertandingan awal lawan Malaysia. Itupun hanya babak pertama setela itu pulang. Di final ketemu Malaysia kalo tidak di seret – seret tetangga kost yang wartawan foto media nasional mungkin saya tidak akan melihat di dalam stadion. Selebihnya saya memilih datang kestadion tetapi hanya menonton di layar lebar.
Kritikan terhadap managemen adalah hal yang wajar. Dan “jancok” memang kata – kata khas arek suroboyo. ini masalah persebaya, arek suroboyo,dengan kata khas suroboyo. GO TO HELL prosedure LPI!!.Apa bedanya dengan bentangan spandung pendukung MU “Love MU, Hate Glazer” atau “ We Want Glazer Out!”

Panpel Persebaya Coba 'Lindungi' Llano?



3. Saleh Ismail Mukadar

Saya bisa mengerti kesibukan beliau di Jakarta. Saya juga bisa mengerti alasan beliau yang tidak lagi berada di jajaran managemen sebagai pengelolah. Tetapi dengan *0% saham di PT.PI (meski atas nama ketum disitu jelas tertulis komisaris utama saleh ismail mukadar) dan *0% di saham PT.PPI harusnya sebagai pengurus SIM lebih tanggap dan proaktiv terhadap managemen yang memble.



4.Bonek

CLBK bonek dan pasoepati mewarnai perjalanan persebaya musim ini. Hubungan Bonek dan pasoepati yang sempat renggang kini harmonis. Hal ini di tandai dengan kedatangan pasoepati ke Surabaya dalam tajuk “tour de Surabaya part II”. Hal yang sangat menarik dalam catatan saya. Sebagian dari pasoepati yang datang ke Surabaya adalah dr ultras, hal ini tentu “tidak wajar”. Mengingat ultras pasoepati hanya pendukung persis solo, dan tidak menonton solo FC. penjelasan dari pasoepati yang saya kenal menjawab keheranan saya.

“kami datang untuk mengunjungi saudara kami bonek”.

Musim ini bonek juga dikenal ikut mendobrak rezim nurdin, nirwan, nugraha. Mulai dari charity games di GBT untuk menghormati jasa Rusdy Bahlawan yang terkena stroke,kongres PSSI di bali, Sampai pendudukan kantor PSSI di senayan oleh semua supporter Indonesia.

Selain kritis ke PSSI. Musim ini pun diwarnai kritis bonek ke managemen persebaya. Setelah komunikasi gagal, demo di mess Llano malah buru-buru kabur ke bandara. Arek-arek pun melakukan aksi protes “ala bonek”. Beredar rumor saat persebaya bertanding lawan persema kemarin. Bonek sengaja bernyanyi menghujat. Hal ini di sengaja agar panpel dikenai denda, nyanyian rasis sebagai bentuk perlawanan bonek ke managemen dan panpel(menjawab pertanyaan saya setelah beberapa pertandingan intensitas nyanyian rasis menurun,tiba-tiba saat lawan persema meningkat). Bonek melawan Managemen yang kurang komunikatif, dan panpel yang kurang berhasil menghadapi calo tiket. Entah sampai kapan perlawanan ala bonek ini berlangsung.



Harapan di putaran ke II

Permainan Persebaya bisa konsisten sampai akhir musim dan menjadi kampiun LPI edisi perdana. Seandainya nanti Jesper Blomqvist benar – benar di kontrak persebaya saya berharap tidak merusak irama team yang sudah solid.
Bara bisa terus konsisten dengan penampilannya. Dan menjadi top score seperti jacksen. Pemain ini mendapat tempat di hati saya. Setiap mencetak goal selalu mencium badge persebaya di dada. Dan tak jarang menghampiri penonton untuk bersama-sama merayakan goal. Mungkin memang sudah menjadi karakter dia untuk mencintai klub yang mengontraknya(lihat video saat masih memperkuat gold coast di bawah). Saya berharap bara di pertahankan musim depan. http://www.youtube.com/watch?v=sFo--TEsXMg
Panpel bisa meminimalisasi calo tiket sehingga di kemudian hari tidak terjadi lagi kejadian yang menimpa ryan bonek jember.
Llano bisa lebih berkomunikasi, lebih aktiv lagi di persebaya dan sering –sering berada bersama team di Surabaya. Sering-seringlah berkomunikasi,kesibukan bukan alasan. Di beberapa kesempatan saya sering melihat CEO-CEO tim lain berdiskusi di FB.
GBT segera di pakai menjadi homebase persebaya.


SS bonek jakarta

Jumat, 16 Juli 2010

Bonek Bergerak ke Palembang

Kamis, 15 Juli 2010 20:00:14 WIB
Reporter : Oryza A. Wirawan

Surabaya (beritajatim.com) - Mendukung tim di saat juara itu hal biasa. Tapi tak gentar mendukung tim di saat terpuruk, itu baru luar biasa. Dan itulah yang ditunjukkan oleh Bonek, suporter Persebaya Surabaya, menjelang laga Tim Bajul Ijo di kandang Sriwijaya FC, Jumat (16/7/2010).

Informasi yang diterima beritajatim.com, Bonek dari berbagai kelompok mulai bergerak ke Palembang, baik yang terkoordinasi maupun tidak. Ini sama seperti saat Persebaya dalam posisi kritis bertandang ke Bontang, melawan Bontang FC di Liga Super. Para Bonek Jakarta nekat berangkat bersandal jepit ke Kalimantan dengan pesawat, untuk memberikan dukungan kepada Andik Vermansyah dan kawan-kawan. Dari Surabaya, Bonek dari kelompok BFC dan Boms dikabarkan berangkat dengan kereta api dan langsung bersambung dengan bis ke Palembang. Ada pula yang dari Jakarta memilih naik pesawat menuju Kota Pempek.

Sementara itu, Bonek Jabodetabek yang berdomisili di Ibu Kota dan Bonek Cilegon juga mulai bergerak dengan bis. Rata-rata para Bonek ini bekerja di sektor swasta, kuliah, dan ada yang baru lulus sekolah. Sebagian memilih bersendal jepit sebagai ciri khas Bonek. "Mereka ada yang sangu kaos untuk dijual di perjalanan," kata Hanafi. salah satu dedengkot Bonek Jabodetabek, Kamis (15/7/2010) petang.

Rencananya para Bonek ini menginap di mess kelompok suporter Sriwijaya FC, Simanis. Bonek dan pendukung Sriwijaya memang tak bermusuhan. Saat Persebaya bertandang ke Palembang dalam Liga Super Indonesia, puluhan Bonek juga hadir. "Kami berharap Persebaya bisa mencuri poin. Seri saja cukup," kata Hanafi.

Para Bonek menitipkan pesan untuk para pemain Persebaya. "Main yang ngeyel. Tidak ada alasan loyo karena belum gajian. Arek Bonek berangkat ke Palembang juga tidak dibayari siapa-siapa. Bersyukurlah dengan rejeki yang ada sekarang. Mari berjuang agar Persebaya lebih berprestasi," kata Hanafi. [wir]

sumber : beritajatim.com

Rudy Keeltjes: Asal Tidak Kalah

Jum'at, 16 Juli 2010 11:30:45 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Menjelang pertandingan lawan Sriwijaya FC dalam babak 8 besar Piala Indonesia, Jumat (16/7/2010) nanti sore, skuad Persebaya Surabaya kedatangan tamu istimewa, yakni manajer I Gede Widiade. Gede bakal menemani Bajul Ijo saat berlaga di stadion Gelora Jaka Baring. Mereka pun optimis bisa mencuri gol dari Laskar Wong Kito.

Kehadiran pria yang berprofesi sebagai pengacara ini seolah menjadi obat penyemangat bagi Andik Vermansyah cs. Hal itulah yang diakui pelatih Persebaya, Rudy William Keeltjes. Meski tidak menjanjikan bakal mengucurkan bonus, tapi menurut Rudy kehadiran Gede sangat bermanfaat untuk meningkatkan motivasi timnya.



"Adanya Pak Gede membuat mereka sedikit gembira. Sebab sekecil apapun bentuk perhatiannya, itu sangat berharga bagi pemain," kata Rudy saat dihubungi beritajatim.com siang ini.

Menurut Rudy, hingga empat jam sebelum pertandingan, ia mengaku kondisi timnya sudah siap tempur. "Selama mereka menerapkan apa yang saya berikan di Surabaya, saya yakin mereka akan menjadi tim yang kuat. Saya minta ketika mereka melupakan faktor non teknis ketika masuk lapangan," sambungnya.

Hanya saja Rudy masih sedikit risau. Sebab salah satu pemain andalannya, John Tarkpor dipastikan absen karena sakit malaria. Meski ia sudah menyiapkan penggantinya, yakni pemain muda, mungil dan lincah, Andik Vermansyah.

"Bagaimanapun tanpa Tarkpor kita cukup rugi. Karena dia selama ini yang kita persiapkan sebagai ujung tombak. Tapi saya berharap Andik mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Biar nanti dibantu Supriyono atau Mat Halil," harap pria keturunan Madura - Belanda ini.

Terakhir, meski tidak mematok target khusus, namun ia ingin timnya bermain maksimal dan mendapatkan hasil yang maksimal pula. "Saya tidak mau memasang target, sebab nanti dibilang takabbur. Tapi saya hanya ingin mereka tidak kalah. Bisa jadi imbang atau menang," tutupnya.[sya/ted]
sumber : beritajatim.com

Selasa, 25 Mei 2010

Tur Borneo, Persebaya Nekat Boyong Anang-Tarkpor

Senin, 24 Mei 2010 18:42:58 WIB
Reporter : M. Syafaruddin

Surabaya (beritajatim.com) - Rombongan Persebaya Surabaya bertolak ke Kalimantan Timur (Kaltim), Senin (24/5/2010) malam ini. Dari 20 pemain yang dibawa ke Kaltim, pelatih Rudy William Keeltjes menyertakan dua nama, yakni John Tarkpor dan Anang Ma'ruf.

Padahal dua pemain ini baru saja sembuh dari cedera. Menurut Rudy, meski belum 100 persen sembuh, namun ia terpaksa membawa Anang dan Tarkpor. Sebab dua pelapisnya, Jeon Byung Euk dan Satrio Syam tidak bisa main. Jeon mengalami cedera, sedangkan satrio akumulasi kartu kuning. "Keduanya sudah ikut latihan. Tapi tidak tahu apakah turun atau tidak, tergantung kondisi terakhir besok," kata Rudy.Selain Jeon dan Satrio, empat pemain lain yang tidak dibawa adalah, Wimba Sutan, Korinus Fingkreuw, Erfan Hidayatullah dan Sofi Hermawan. Tidak disertakannya Korinus memang cukup mengejutkan. Sebab mantan pemain Sriwijaya FC ini sering dijadikan pelapis utama bagi duet Pato Morales dan Andi Oddang.

Manurut asisten pelatih, Ibnu Grahan, Korinus memang sengaja ditinggal. "Karena ia kalah bersaing dengan striker lainnya," tandas Ibnu. Ternyata, yang dimaksud Ibnu adalah Andik Vermansyah. Pemain mungil ini sedang dalam kondisi terbaiknya. Andik selalu bermain memukau ketika diberi kesempatan sebagai starter.

"Andik memang kondisinya lagi bagus. Ia bisa menjadi alternatif di lini depan. Selain itu kita juga masih punya Oddang dan Pato," tutup Ibnu.

Menurut jadwal, tim pertama yang akan dihadapi Persebaya dlaam tur Borneo adalah Persisam Samarinda. Kedua tim akan bertemu di stadion Segiri, Rabu (26/5/2010) besok lusa. Sebagai pertandingan terkahir, Bajul Ijo away ke markas Bontang FC, Minggu (30/5/2010) mendatang. [sya/kun]
sumber : beritajatim.com
PhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucket